Harga Cabai Melonjak, Disperindag Lakukan Rapat Internal

Sintang, sariberitapost.com,  Plt Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Koperasi (Disperidagkop) Kabupaten Sintang, Syamsul Ahmad, menyatakan pada Senin 28 Juli 2025, bahwa adanya kenaikan harga sejumlah bahan pokok, mencakup terutama cabai. Pernyataan ini menyusul lonjakan yang sudah terjadi sejak akhir Mei–Juni di Sintang.

Ia berencana segera menggelar rapat internal untuk membahas strategi penanggulangan terhadap komoditas lainnya.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat, inflasi Provinsi Kalteng pada Juni 2025 tercatat sekitar 1,20 % yoy, dengan inflasi bulanan mencapai 0,32 % dan year-to-date 0,83 % . Tren kenaikan komoditas seperti cabai merah keriting dan rawit merah yang terus merangkak tinggi jelang akhir Juli 2025 .

Jika melihat situasi beberapa bulan sebelumnya, Tim Satgas Pangan Kabupaten Sintang pada Maret 2025 mencatat tujuh komoditas sembako yang mengalami lonjakan ekstrim, yakni cabai merah keriting naik 102,69 %, cabai rawit merah 124,05 %, bawang putih naik 25,85 %, telur ayam ras 19,44 %, minyak goreng 21,82 %, serta beras premium (10,24 %) dan beras medium (9,54 %) — semuanya digolongkan sebagai komoditas perlu intervensi segera .

Sementara itu, data per Juni–Juli 2025 menunjukkan bawang merah di Sintang bahkan sempat menembus harga sekitar Rp 70.000/kg, melonjak dari sekitar Rp 45.000/kg beberapa minggu sebelumnya. Faktor utama yang diduga adalah terhambatnya distribusi dan rendahnya pasokan dari produsen .

Menanggapi kondisi ini, Syamsul Ahmad menyampaikan, Kami perhatikan lonjakan bahan pokok, terutama cabai, kami akan segera melakukan rapat internal bersama jajaran Disperidagkop dan stakeholder terkait.

” Rapat ini direncanakan membahas upaya stabilisasi harga melalui intervensi distribusi dan koordinasi dengan Satgas Pangan Sintang yang sebelumnya aktif melakukan operasi pasar dan pemantauan lapangan”ujar Syamsul Ahmad.

Langkah selanjutnya, ungkap Syamsul, akan mencakup rencana sidak pasar tradisional, memetakan titik kenaikan harga tertinggi, serta menyusun operasi pasar murah dan kerjasama dengan Bulog atau distributor lokal jika diperlukan.

Hingga saat ini, pihaknya juga mengintensifkan pemantauan harian terhadap harga komoditas pokok, serta memperbaharui data ke pusat agar kebijakan bisa segera diambil. Masyarakat diimbau tetap tenang, sementara pemda berharap tekanan terhadap daya beli bisa diminimalisir melalui kebijakan tepat sasaran dan kolaborasi antar kabupaten/kota. ( Cok )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *